1.1 Batasan Pronomina
Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, 2003: 249). Pronomina adalah kategori yang berfungsi untuk mengganti nomina. Apa yang digantikannya itu disebut antesenden. Antesenden itu ada di dalam atau di luar wacana (di luar bahasa). Sebagai pronomina, kategori ini tidak bisa berafiks tetapi beberapa dia antaranya bisa direduplikasikan, yakni kami-kami, beliau-beliau, mereka-mereka (Kridalaksana, 2003: 89).
1.2 Ciri-ciri Pronomina
Adapun ciri-ciri pronomina adalah sebagai berikut.
a. Mengacu pada nomina lain
b. Pronomina menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina,
c. Acuannya dapat berpindah-pindah karena bergantung pada pembicara atau penulis, pendengar atau pembaca, dan siapa atau apa yang dibicarakan (Alwi, 2003: 249)
1.3 Macam-macam Pronomina
a. Pronomina Persona
Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang. Pronomina persona dapat mengacu pada diri sendiri, orang yang diajak bicara, atau orang yang dibicarakan (Alwi, 2003: 249). Secara singkat, pembagian pronomina persona dapat kita lihat dalam tabel berikut.
Persona | Makna | |||
Tunggal | Jamak | |||
Netral | Eksklusif | Inklusif | ||
Pertama | Saya, aku, ku-, -ku | kami | kita | |
Kedua | Engkau, kamu, anda, dikau, kau, -mu | Kalian, kamu sekalian, anda sekalian | ||
Ketiga | Ia, dia, beliau, -nya | mereka |
b. Pronomina Penunjuk
Pronomina penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam, yaitu:
· Pronomina penunjuk umum
Pronomina penunjuk umum dalam bahasa Indonesia meliputi kata ini, itu, dan anu (Alwi, 2003: 260)
· Pronomina penunjuk tempat
Pronomina penunjuk tempat dalam bahasa Indonesia adalah sini, situ, atau sana (Alwi, 2003: 264).
· Pronomina penunjuk ihwal
Pronomina penunjuk ihwal dalam bahasa Indonesia adalah begini dan begitu (Alwi, 2003: 264).
Akan tetapi, Kridalaksana memasukkan kata-kata tersebut dalam kelas kata lain, yaitu demonstrativa yang merupakan kategori yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu di dalam maupun luar wacana (Kridalaksana, 1999: 102).
c. Pronomina Penanya
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.
· Dilihat dari segi maknanya, yang ditanyakan itu dapat mengenai orang, barang, atau pilihan dengan menggunakan kata siapa, apa, dan mana.
· Dilihat dari bentuknya, terdapat dua unsure yang mendasari kata penanya, yaitu apa dan mana. Dua unsur dasar itu dikembangkan menjadi bentuk lain dengan mengikuti pola berikut.
Ø Si Meng Ken k-n (ke)ber | + apa | Apa Siapa Mengapa Kenapa Kapan (ke)berapa |
Di Ke Dari Bagai bila | + mana | Di mana Ke mana Dari mana Bagaimana bilamana |
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
1. Meskipun kedengarannya sepele, sarapan punya peran penting bagi tubuh K S P Pel
S P
Kita (hlm. 94)
Dan organ-organ itu memakai energi, makanya saat bangun tidur kita
S P O K S
merasa lapar (hlm. 95)
P Pel
Melewatkan sarapan juga bikin kita cenderung mengalihkan rasa lapar
S P O
dengan ngemil sepanjang pagi hingga menjelang makan siang—apalagi
K
camilannya belum tentu sehat(hlm. 95)
Bahan baku mi instan adalah terigu, sumber karbohidrat dan protein, yang
S P O
kandungan kalorinya setara beras (hlm. 95)
K
S P O
Masalahnya, kandungan gizi dalam mi instan ternyata nggak sebanyak nasi
S P O
(hlm. 95)
Untuk menjaga keseimbangan gizi, sebaiknya tambahkan sebutir telur dan
K P O
sayuran saat makan mi instan (hlm. 95)
K
Akhirnya badan lemas, ngantuk, otak buntu, plus gampang uring-uringan seharian (hlm. 94)
Yang namanya olahraga—apapun jenisnya-- -pasti bermanfaat buat tubuh
S P Pel
(hlm. 96)
-nya dalam kata akhirnya, masalahnya, sebaiknya, soalnya, biasanya dan di atas bukanlah sebuah pronomina karena :
a. –nya tidak mengacu pada nomina lain
b. –nya tidak menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina, seperti subjek, predikat, atau objek. Dalam hal ini ia berfungsi sebagai konjungsi, yaitu kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis (Kridalaksana, 1999: 109)
-nya dalam kata kedengarannya, camilannya, kalorinya, jenisnya di atas merupakan pronomina, yaitu pronomina persona ketiga. Alasannya adalah:
a. -nya mengacu pada nomina lain, yaitu sarapan, dia, mi, dan renang
b. –nya menduduki posisi sebagai subjek walaupun dalam kalimat tersebut ia berfungsi sebagai subjek dari perluasan keterangan dalam kalimat tersebut
Kita dalam kalimat di atas merupakan pronomina, yaitu pronomina persona pertama jamak yang bersifat inklusif. Alasannya adalah:
a. Kita mengacu pada nomina lain, yaitu penulis dan pembaca majalah Cita Cinta
2. Makanya setelah tubuh ‘berpuasa’ semalaman, kita kudu memberikan
K S P
santapan ‘buka puasa’ di pagi hari (hlm. 94)
O K
Sarapan pagi dengan menu mengandung karbohidrat bisa meningkatkan
S P
kadar glukosa darah kita, sehingga kita akan memiliki tenaga untuk
O K
S P O K
beraktivitas (hlm. 94)
Sering lemas karena nggak sarapan? Itu karena kadar glukosa darah kita
S P O
kurang, tuh (hlm. 94)
Pel
Nggak sarapan berarti membiarkan lambung kosong untuk saat lama, dan
S P Pel
saat dipaksakan sarapan dengan makanan berat, kita jadi mual. (hlm. 94-95)
K S P Pel
Kalau menu sarapan kita cuma teh manis dan beberapa potong biskuit, itu
K S
S P Pel
belum cukup (hlm. 95)
P
Kalau kita nggak mendapatkan glukosa cukup saat sarapan, fungsi otak akan
K S
S P O
terganggu dan akhirnya daya memori otak kita melemah dalam mengingat
P S P Pel
segala sesuatu (hlm. 95)
Sarapan bikin kita terhindar dari risiko diabetes, penyakit jantung, dan
S P O Pel
stroke (hlm. 95)
Seseorang yang melewatkan sarapan paginya ternyata lebih mudah terkena
S P
depresi (hlm. 95)
O
Sebaliknya mereka yang sempat sarapan merasa lebih puas dan
S P
menunjukkan minat tinggi terhadap pekerjaannya (hlm. 95)
Pel
Kita bisa pula mendapatkan lebih banyak asupan vitamin A, D, E, zat besi,
S P O
dan kalsium (hlm. 95)
Jenis-jenis karbohidrat sebetulnya setara kandungan kalori dan gizinya
S P Pel
(hlm. 95)
Ada baiknya hindari sarapan dengan junk food, karena nggak memiliki
P O K
kandungan serat sama sekali (hlm. 95)
Makanan seperti itu menyebabkan energi berlebih di dalam tubuh (hlm. 95)
S P O
Sering ‘kalap’ saat makan siang karena kelaparan? Bisa jadi itu karena kita
P S O
jarang (bahkan nggak pernah) sarapan (hlm. 95)
K
Soalnya, nih, kalau rutin sarapan, biasanya kita nggak akan merasa terlalu
K S P lapar di siang hari (hlm. 95)
K
Karena itu, sarapan dengan makan makanan sehat akan meningkatkan
S P
kemampuan pembakaran lemak dalam tubuh (hlm. 95)
O
Sebuah penelitian bahkan menunjukkan, orang yang sarapan (yang benar) cenderung bertubuh lebih langsing dibandingkan mereka yang nggak sarapan (hlm. 95)
Hmm… gimana kalau mulai sekarang kita jangan cuma main air, tapi kenali seluk-beluk renang biar bisa dapat manfaatnya! (hlm. 96)
Makanya butuh latihan agar kita bisa berenang (hlm. 96)
P O K
S P
Sedangkan untuk kelenturan, renang bakal melatih sendi karena gerakannya
K S P O
yang cukup luas, apalagi ketika kita menggerakkan tangan untuk mengayuh
K
dan mendorong badan (hlm. 96)
Selain itu, latihan renang teratur bisa membuat posisi tubuh lebih tegap dan
S P O
nggak bungkuk (hlm. 96)
Renang termasuk latihan aerobik tipe dua yang membutuhkan keterampilan
S P Pel
untuk melakukannya (hlm. 96)
Mulai berlatih sejak kecil dengan berlatih saat sudah dewasa jelas bakal ada
S P
bedanya (hlm. 97)
O
Saat masih kecil, sendi kita masih lentur sehingga lebih mudah mengikuti
K S P Pel K
gerakan renang yang benar (hlm. 97)
Tapi jika kita punya keinginan dan motivasi tinggi, kita juga bisa, kok,
K S P S P O
mempelajari gerakan secara benar (hlm. 97)
O
Menurut dr. Nora, biasanya ketahanan otot juga berbeda jika kita baru belajar
P O
saat sudah dewasa (hlm. 97)
Misalnya, nih, baru 50 meter berenang kita sudah merasa kelelahan dan
K S P Pel
harus sering istirahat. (hlm. 97)
Beda dengan orang yang belajar sejak kecil—biasanya bakal lebih tahan
S P
untuk menempuh jarak berenang lebih jauh (hlm. 97)
K
Sama seperti melakukan olahraga lainnya, berenang harus diawali
K S P
pemanasan dan pendinginan (hlm. 97)
O
Tujuannya agar kita terhindar dari cedera dan kram saat melakukan latihan inti. (hlm. 97)
Tiap gerakan dilakukan dalam 10 hitungan, misalnya memiringkan kepala ke kanan dalam 10 hitungan, lalu dimiringkan ke kiri juga 10 hitungan. Begitu seterusnya. (hlm. 97)
Dr. nora juga mengatakan, nggak ada bedanya berenang di pagi, siang, sore atau malam hari karena sebenarnya tingkat kelembapan permukaan air nggak berubah (hlm. 97)
Yang harus diperhatikan, jika kita berenang siang hari di kolam renang outdoor jangan lupa memakai sunblock agar kulit nggak terbakar (hlm. 97)
Pada dasarnya gerakan saat renang bisa melatih otot pada lengan, paha, dan
S P O
punggung (hlm. 97)
Kecuali kita punya kolam renang pribadi, berenang di kolam renang umum
K S adalah satu-satunya pilihan saat ingin latihan renang (hlm. 97)
P Pel
Tapi rasanya malas kalau sudah melihat kolam renang dipenuhi pengunjung (hlm. 97)
Belum lagi kalau airnya mulai terlihat keruh, duh, bisa urung niat kita untuk berenang (hlm. 97)
Yang jelas, kita kudu tetap teliti menjaga kebersihan tubuh setelah berenang (hlm. 97)
Pastikan kita mandi dengan bersih untuk menghindari terjangkit penyakit
S P K
kulit akibat jamur atau bakteri dalam air kolam (hlm. 97)
Selain itu mata bisa terasa perih saat kemasukan air di kolam (hlm. 97)
S P K
Kenapa, sih, kalau kita sudah main air di kolam renang sering banget lupa
K P
S P O K
waktu? (hlm. 98)
Rasanya asyik banget menikmati air sambil ngobrol atau sekadar merasakan
S P O P badan kita mengambang di air (hlm. 98)
O K
Menurut dr. Nora, suhu air yang dingin memang bisa mengurangi emosi
K S P O
tinggi sehingga secara psikologis perasaan kita tenang (hlm. 98)
K
K S P
Selain itu, jika kita berenang rame-rame dengan teman, unsur rekreasinya
K S
S P Pel
cukup tinggi walaupun akhirnya kalori yang terbakar nggak terlalu banyak
P K
(hlm. 98)
Tahu sendiri, saat berenang dengan teman kebanyakan kita hanya main air
K S P O
dan latihannya nggak terlalu banyak (hlm. 98)
Asyiknya lagi, berenang bisa dilakukan semua orang (hlm. 98)
K S P O
Kita nggak boleh berenang hanya jika sedang menderita infeksi seperti
S P O K
demam dan flu (hlm. 98)
Renang gaya bebas melatih otot lengan karena gerakan lengan pada gaya ini
S P O K
sangat luas (hlm. 98)
Karena berenang bisa melatih otot paru-paru, dr. Nora menyarankan penderita
K S P O
asma melakukan olahraga olahraga ini (hlm. 98)
Selain itu, orang yang punya kelemahan pada sendi lutut (osteoarthritis) serta
S
orang dengan indeks massa tubuh lebih dari 30 sebaiknya memilih berenang
P O
daripada jogging yang bisa membebani lutut (hlm. 98)
Makanya, berenang sebaiknya dilakukan bertahap sesuai ketahanan tubuh
S P K
(hlm. 98)
Idealnya, sih, seperti anjuran American College of Sports Medicine (ACMS),
K
kita melakukan latihan tiga kali seminggu dengan durasi masing-masing 30
S P O K
menit (hlm. 98)
Begitu bisa berenang, nggak usah memaksakan diri untuk langsung
K P K
melakukan latihan 30 menit tanpa henti (hlm. 98)
Lalu dua minggu kemudian durasinya ditambah bertahap hingga mencapai
K S P
waktu yang kita inginkan atau bisa juga memulai latihan dengan jarak
K
tertentu, 100 meter tanpa henti misalnya (hlm. 98)
Lalu pada sesi latihan berikutnya ditambah jadi 150 meter tanpa henti. Begitu
K P K S
seterusnya, hingga kita berenang dengan jarak lebih jauh (hlm. 98)
-nya dalam kata makanya, akhirnya sebaliknya, sebetulnya, baiknya, soalnya, biasanya, misalnya, seterusnya, sebenarnya, dasarnya, satu-satunya, rekreasinya, asyiknya, lainnya, sebaiknya, rasanya, idealnya, dan berikutnya di atas merupakan bukan pronomina. Alasannya adalah:
a. –nya tidak mengacu pada nomina
b. –nya berfungsi sebagai konjungsi, yaitu kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis (Kridalaksana, 1999: 109)
-nya dalam kata paginya, pekerjaannya, gizinya, Manfaatnya, gerakannya, melakukannya, bedanya, tujuannya, airnya, latihannya, dan durasinya di atas merupakan pronomina persona ketiga karena:
a. mengacu pada nomina lain, yaitu sarapan pagi mereka, pekerjaan mereka, gizi mi, manfaat renang, gerakan renang, melakukan latihan renang, beda cara berenang, tujuan pemanasan dan pendinginan, air kolam renang, latihan renang, dan durasi latihan renang.
b. menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina, yaitu subjek atau objek dalam kalimat tersebut.
Kita dalam kalimat di atas merupakan pronomina, yaitu pronomina persona pertama jamak yang bersifat inklusif. Alasannya adalah:
a. Kita mengacu pada nomina lain, yaitu penulis dan pembaca
b. Kita menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina, yaitu subjek maupun objek dalam kalimat tersebut
Itu dan ini dalam kalimat tersebut merupakan pronomina, yaitu pronomina penunjuk umum atau termasuk kelas kata demonstrative menurut Kridalaksana. Akan tetapi, itu masih bisa dimasukkan ke dalam pronomina karena itu sebagai demonstrativa yang fungsinya untuk menunjukkan sesuatu di dalam maupun di luar wacana dan sesuatu itu merupakan anteseden. Alasannya adalah:
a. Itu mengacu pada nomina lain, yaitu sering lemas karena nggak sarapan?, teh manis dan beberapa potong biscuit, junk food yang tidak memiliki kandungan serat, ‘kalap’ saat makan siang karena kelaparan, sarapan rutin, kelenturan tubuh, menghindari penyakit kulit akibat jamur atau bakteri dalam air kolam, suhu air yang dingin, renang gaya bebas, olahraga renang, dan penderita asma,
mereka merupakan pronomina persona ketiga jamak. Alasannya adalah
a. mereka mengacu pada nomina lain, yaitu sebagian dari pembaca
b. mereka menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina, yaitu subjek maupun objek dalam kalimat tersebut
gimana dan kenapa merupakan bukan pronomina penanya sebab kata tersebut tidak mengacu pada orang, barang, atau pilihan terhadap barang atau barang.
Begitu merupakan pronomina penunjuk ihwal. Alasannya adalah:
a. begini dan begitu mengacu pada nomina lain, yaitu gerakan memiringkan kepala, penambahan jarak pada sesi latihan,
b. Akan tetapi, kata begitu pada begitu bisa berenang bukan pronominal sebab kata tersebut tidak mengacu pada nomina lain.
KESIMPULAN
Pronomina merupakan kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, 2003: 249). Pronomina adalah kategori yang berfungsi untuk mengganti nomina. Apa yang digantikannya itu disebut antesenden. Antesenden itu ada di dalam atau di luar wacana (Kridalaksana, 1999: 89).
Melalui data yang saya teliti, terdapat penggunaan pronomina kita, -nya, mereka, itu, ini, dan begitu. Akan tetapi, dalam data tersebut pun saya menemukan bahwa penggunaan kata-kata tersebut bukan hanya untuk mengungkapkan pronomina, tetapi juga mengungkapkan sebagai konjungsi dalam kalimat. Hal ini dapat kita lihat dari penggunaan –nya yang dapat dipakai sebagai pronomina seperti dalam kata gerakannya dan penggunaan –nya pada kata makanya yang berfungsi sebagai konjungsi.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, Soenjono Darmowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Muliono. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka
Kridalaksana, Harimurti dan tim Peneliti Linguistik Fakultas Sastra Unversitas Indonesia. 1999. Sintaksis. Jakarta: Fakultas Sastra UI
NN. 2008. Artikel “Asyiknya Berenang” dalam majalah Cita Cinta. Jakarta: PT Bina Favorit Press
NN. 2008. Artikel “Aman di Kolam Renang Umum” dalam majalah Cita Cinta. Jakarta: PT Bina Favorit Press
NN. 2008. Artikel “Berenang-renang ke Hulu Bersenang-senang selalu” dalam majalah Cita Cinta. Jakarta: PT Bina Favorit Press
NN. 2008. Artikel “Mi atau Nasi?” dalam majalah Cita Cinta. Jakarta: PT Bina Favorit Press
NN. 2008. Artikel “Sarapan Dulu dong…” dalam majalah Cita Cinta. Jakarta: PT Bina Favorit Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar